Memantaskan diri untukmu adalah tujuanku.


“Demi-mu aku berjuang. Demi-mu aku berusaha menahan diri. Dan demi-mu, ku sampingkan segala ego yang muncul ketika jarak dan waktu mulai mempermainkan hati dan pikiran ini”

Hey kamu.. yang sedang berjuang menahan diri. Iya kamu yang hari ini berumur 20th :)
Apa kabar? Rasanya ingin terbang ke sana dan menemuimu secara langsung untuk sekedar memeluk dan mencium keningmu. Harapanku semoga kamu diberikan kesehatan selalu dan dapat mejalani rutinitas seperti biasa tanpa ada gangguan yang berarti. 

Seandainya sekarang kita bisa berjumpa, mugkin akan menjadi sebuah pertemuan yang istimewa dimana kita bisa merayakan hari-hari special di bulan ini :) 

Tak terasa hati ini telah memilihmu beberapa tahun yang lalu. Lucu rasanya jika membayangkan bagaimana kita melewati masa-masa sekolah dulu. Masa pendekatanku selama 6 bulan, masa dimana kamu begitu acuh terhadap setiap usaha-usahaku hingga terlahirlah buku “itu”. Bahkan aku rindu masa dimana kita yang selalu bertengkar ketika berdekatan, tapi selalu ingin bersama ketika berjauhan :) 

Kondisi sekarang telah jauh merubah pola pikir kita. Aku disini yang berjuang untuk segera menjadi calon imam-mu, dan kamu disana pun berjuang sekuat tenaga menahan hati untuk selalu bertemu. Beragam godaan maupun ujian yang sering kamu ceritakan padaku seperti ajakan nonton, makan bersama, sampai tawaran antar jemput oleh salah satu rekan kantor tentu telak menjatuhkan keteguhan hatiku. Sebagai orang yang harusnya ada disana untuk menjagamu, seakan membuat hati ini luntur dan terkadang menyalahkan diri sendiri, bagaimana bisa posisiku tergantikan oleh orang-orang yang ada disekitarmu. Walau kadang cemburu ini terus membara, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk berdamai dengan masa itu dan menyembunyikan darimu.

Iri rasanya melihat teman yang memiliki pasangan siap sedia, mereka dapat begitu diandalkan kemanapun dan kapanpun. Sedang aku? Sekali lagi. Sekali lagi. Dan kesekian kali lagi aku harus berbicara pada diri sendiri untuk bersabar menghadapi segalanya sendiri sembari menunggu setiap momen yang datang hanya untuk bertemu dirimu.

"Padamu yang aku yakini akan menjadi takdirku.. Entah berapa banyak keluh yang muncul dan telah berhasil aku singkirkan, aku tak memiliki kata-kata lagi selain ucap syukurku akan adanya dirimu.

Terima kasih."

Entah kalimat apalagi yang bisa muncul, aku hanya bisa mengatakan begitu banyak terima kasih untuk segala hal yang telah kamu buat menjadi nyata.

Perjalanan untuk saling berjuang, saling memahami dan saling mengerti. Menanamkan keyakinan pada diriku bahwa kamulah yang terbaik. Kamu-lah yang selalu ada. Kamulah yang akan selalu berjuang untuk-ku.


"Tidak ada yang bilang hubungan jarak jauh ini akan terasa ringan (mudah) dijalani. Tapi rasanya lari dan meninggalkan rasa ketakutan untuk berhubungan jarak jauh itu justru akan membuatku menjadi lebih sakit. Sakit karna tahu ada hati yang telah kutinggalkan. 
Tidak ku perjuangkan."


1 hal yang aku percayai bahwa perasaan yang kita pendam ini tentu akan bermuara disatu titik dimana kita akan dipertemukan disitu dalam keadaan bahagia bersama. Entah definisi apalagi yang dapat aku gambarkan selain bahagia bersama-mu.

Itulah yang selama ini aku tunggu. Mengawali hari dan menutupnya bersama dirimu setiap hari.
Aah ! membayangkan kalimat diatas begitu membuat senyum ini tak bisa pudar ! :3

Aku tak akan merasa kerepotan untuk selalu berjalan bersamamu kemanapun kau meminta. Kau dan aku yang begitu lekat tanpa pernah harus berpelukan, akan selalu siap menghadapi segala rintangan disetiap lembaran baru.

Setelah membaca semua ini, aku hanya berharap semoga kamu menjadi pribadi yang lebih kuat untuk menjalani sisa perjuangan kita. Berat memang. Tapi aku merasa kita sudah cukup dewasa. Rasa sedih yang selalu muncul disetiap perpisahan kita akan selalu menjadi penghias perjalanan pendewasaan ini.
Setiap rasa lelah dan sepi mulai menyakiti, selalu ingatlah. Kamu tidak sendirian, ada aku bersamamu disini. Perjuangan melawan jarak dan waktu memang bukan hal yang mudah. Kita sejatinya sedang berjuang menahan diri.

Ketika kamu harus melakukan apapun atau kemana pun sendirian, aku pun disini juga tak lebih baik nasibnya. Satu hal yang selalu aku lakukan untuk menghibur diri, aku selalu membayangkan betapa manisnya senyum-mu saat itu, betapa bahagianya diriku saat melakukan semuanya bersamamu dan ingin mengulanginya lagi.

Kamu tau? disetiap pertemuan, aku tak pernah lupa setiap detil perbincangan kita. Hal yang sering kamu bicarakan tentang ujung dari hubungan ini. 

"untuk sementara waktu, Bersabarlah.
Bersabar, hingga tiba hari di mana kita bisa berbagi rengkuh dan merayakan peluh tanpa perlu adanya jarak yang menjadi sekat pemisah antara kita berdua"

Demi kebersamaan sederhana itu, aku akan bertahan dan setia menunggu. Aku tak akan bosan menerima telfon panjang-mu yang sering berbicara “ngalor ngidul panjang sampai kita tidak memiliki topik pembicaraan lagi”.
Akan tiba hari dimana kita akan selalu duduk bersama, bercengkrama bersama, pergi kemanapun bersama tanpa harus terpisahkan lagi di airport. what? terpisah di airport?
YAP ! kita akan berangkat menuju gate yang sama, pesawat yang sama, dan destinasi yang sama. Tidak harus terpisah antara ruang kebrangkatan dengan ruang pengantar penumpang yang hanya mengantar sampai didepan lalu say "bye" dan pergi naik bus damri :p hehe

Sampai hari itu tiba, tolong jangan menyerah. Jangan lelah untuk terus berjuang bersama. Saling menyemangati satu sama lain meskipun kita tak sedang berdampingan bersama. Kita masih harus banyak belajar bersabar dan bijak menghadapi hidup ini sebelum sampai ketitik yang kita inginkan.

Semoga kesibukanku dan kesibukanmu akan terus mendekatkan kita ke tujuan yang sama. Biarkan kita yang tau bagaimana lika-liku ini berjalan tanpa harus orang lain mencari tahu.
Cukup kita yang tahu.

Bersabarlah hingga kita dipertemukan pada masa yang paling tepat.
Happy Birthday Sayang :)

















Salam peluk jauh dariku,
Orang yang selalu berusaha memantaskan diri untukmu




4 komentar:

  1. So sweeeet, happy birthday Deby. ceritanya mirip-mirip sama aku. Hmm sesama ldr :''

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasi qaqaa..
      mirip sebelah mana mbak e? mungkin bisa didetilkan kesusahan2 yang telah dialami? haha

      Hapus
  2. Baru tau kalo mas arip nulis ini. uwaw debi pasti melelehh wkwkkw

    BalasHapus